“Angka kuartal III belum keluar, namun diperkirakan akan cukup tajam melemah. Untuk Inggris yang tadinya 2023 diperkirakan naik, dengan terjadinya krisis APBN di Inggris kemungkinan akan mengalami revisi ke bawah karena guncangan APBN mereka yang tidak kredibel kemudian dipaksa harus berubah,” tuturnya.
Menurut Sri Mulyani, ada negara-negara yang terbilang cukup baik ekonominya dan kuat dari guncangan resesi. Indonesia, katanya, termasuk salah satunya.
“Dalam situasi saat ini emerging countries seperti Indonesia, India, Brazil, Meksiko relatif dalam situasi yang cukup baik,” imbuhnya.
Meski begitu, negara-negara itu tetap berisiko terkena efek samping resesi dari negara-negara maju. Sri Mulyani juga turut mewaspadai kondisi eksternal meski Indonesia diprediksi masih tumbuh kisaran 5% pada 2022 dan 2023.
“Bukan berarti tidak terpengaruh oleh kondisi eksternal yang memang bergejolak. Inilah yang mungkin perlu kita waspadai meskipun Indonesia sampai 2022 dan 2023 masih diprediksi tumbuh di atas 5%, namun kita tahu bahwa faktor eksternal menjadi sangat dominan dan ini mempengaruhi bagaimana kinerja ekonomi kita,” ucapnya.