Perjalanan Politik Megawati Jadi Ketua Umum Parpol Terpopuler Menyusul AHY

Atas dinamika ini, tensi politik seketika meninggi. Dukungan untuk Megawati mengalir, utamanya dari aktivis dan mahasiswa yang menentang rezim Orde Baru pimpinan Soeharto. Jelang akhir Juli 1996, isu perebutan DPP PDI menguat. Puncaknya, 27 Juli 1996 terjadi tragedi kelam di kantor DPP PDI yang lantas dikenal sebagai peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli. Saat itu, aksi bentrok antara kubu Megawati dan Soerjadi tak terhindarkan. Kerusuhan pecah dengan massa yang saling lempar batu dan paving block, hingga aksi bakar membakar.

Baca Juga :  Gerindra: Jokowi, Prabowo, dan Megawati Akan Bertemu Besok

Dalam peristiwa tersebut, aparat menangkap setidaknya 171 orang yang diduga melakukan perusakan dan pembakaran. Rinciannya, 146 massa pendukung Megawati dan oknum lainnya, lalu 25 orang pendukung Soerjadi. Menurut kesimpulan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), 5 orang tewas dalam kerusuhan ini. Lalu, 149 orang luka-luka, 23 hilang, dan 136 ditahan. Dari PDI ke PDI-P Dua tahun berselang tepatnya setelah Soeharto lengser, Megawati dikukuhkan sebagai ketua umum PDI periode 1998-2003 melalui Kongres ke-V di Denpasar, Bali. Mega lantas mengubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan (PDI-P) tepat 14 Februari 1999 yang terbit pada 15 Februari 1999 menyebutkan, saat deklarasi itu Megawati disambut 200.000 simpatisannya.