Selain itu, perlu digarisbawahi bahwa untuk menyalip kendaraan harus melewati pertimbangan matang, dengan mengamati area sekitar, khususnya dari arah berlawanan.
“Kalau step kedua sudah dijawab ya, maka masuk step ketiga, yaitu aman atau tidak. Kalau aman ini basisnya di otak kita, kita harus paham. Kalau semua pertanyaan-pertanyaan tadi terjawab ya, baru kita overtake (menyalip),” saran Jusri.
Walau situasi dan kondisi sudah memungkinkan, bukan berarti boleh mendahului seenaknya. Jika kosong dan aman, silakan lewati kendaraan di depan. Jangan lupa nyalakan lampu sein sebagai informasi kepada pengendara lain dan turunkan posisi gigi mobil supaya mendapatkan tenaga yang memadai.
Yang perlu dilakukan saat menyalip adalah tetap menjaga jarak. Langkah-langkah yang harus dilakukan pengemudi, pertama cek spion apakah ada bahaya di kiri, kanan, belakang. Lalu nyalakan lampu sein. Setelah itu, cek spion kembali sambil melakukan shoulder check atau menoleh ke kanan untuk memastikan area blind spot termonitor.