Berkaca dari peristiwa tersebut, menyalip kendaraan lain punya beberapa langkah supaya tidak membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Praktisi keselamatan berkendara, Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan menyalip kendaraan dengan aman harus berbasis dari tiga teknik pola pikir.
“Saya menyarankan ada tiga teknik menyalip berbasis pola pokir. Pertama, selalu bertanya penting nggak kita menyalip. Kalau tidak perlu jangan menyalip,” ujar Jusri.
Langkah kedua, berkaitan dengan legalitas di jalan. Misalnya dilarang menyalip marka jalan di tikungan yang bentuknya tidak putus. Ini merupakan tanda tidak diizinkan untuk menyalip kendaraan lain.
“Kalau perlu (menyalip), maka lakukan step kedua yaitu dibenarkan atau tidak, menyangkut legalitas seperti nggak boleh menyalip di solid line, di tikungan, tanjakan, turunan, bahu jalan dan sebagainya,” jelas Jusri.
Tahapan ketiga ialah memastikan kondisi di sekitar aman. Sudut pandang dan ruang menjadi faktor yang tak bisa disepelekan, saat pandangan terhalang lebih baik urungkan untuk menyalip kendaraan lain seperti terhalang karena tikungan, kendaraan besar, bangunan, pohon, dan lain-lain.