“Kalau aman baru eksekusi. Tambahkan kecepatan dan pastikan kecepatan kita jangan sama. Tambah 15-20 km/jam. Karena pada saat kita overtaking tadi, itu adalah situasi yang rentan dengan kecelakaan. Jadi jangan lama-lama di area itu, itu bukan comfort zone,” sebutnya.
Saat kembali ke lajur, pastikan ada ruang yang cukup dan jangan terlalu dekat mobil yang disalip karena bisa mengganggu konsentrasi dan menyebabkan kecelakaan kalau ada kondisi darurat.
“Kalau sudah terlihat roda depan kendaraan yang kita salip, baru kasih sein kiri untuk segera pindah lajur. Jangan begitu nyalip kita langsung pindah, atau main motong, itu yang bahaya. Kalau roda depan sebelah kanan kendaraan yang kita salip udah terlihat dari kaca spion tengah, berarti jarak kita udah cukup aman,” jelas Jusri.
Terakhir performa mobil juga menentukan keaandalannya saat dipakai menyalip kendaraan lain. Jika mobil kamu bermuatan penuh pasti lebih sulit waktu mendahului. Dari faktor eksternal, kondisi lingkungan juga mempengaruhi, seperti saat hujan maka kinerja kendaraan tidak dapat dimaksimalkan karena berisiko celaka. Atau di malam hari yang membutuhkan kewaspadaan lebih tinggi dalam mengemudi.(pp)