Sebenarnya, kata dia, pada 2015, imunisasi yang dilakukan di Kabupaten Asmat mencapai 110 persen, tetapi dua tahun terakhir menurun.
“Kami di Dinas Kesehatan Provinsi maksimal sudah melaksanakan tugas kami sesuai dengan kewenangan kami baik itu pendampingan, monitoring, maupun pengendalian,” ujarnya.
Aloysius mengatakan, perkiraan atau potensi terjadinya wabah campak di daerah Asmat sudah diperingatkan sebelumnya.
“Saya sendiri sudah dua kali ke Kabupaten Asmat didampingi oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Papua dr Aaron Rumainum, dan hal-hal ini saya sudah sampaikan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Provinsi Papua dr Aaron Rumainum mengatakan, Dinkes Asmat sudah mengirim tim ke beberapa distrik yang terserang campak untuk melakukan pelayanan kesehatan.
“Sudah dilakukan vaksinasi campak oleh Dinkes Asmat pada 9 Januari 2018. Tim Asmat sudah kembali ke Asmat pada Sabtu (13/1),” ujarnya.
Aaron menyebutkan, hasil dari tim yang diturunkan oleh Dinkes Asmat, yakni di Distrik Suator dan Kolofbrasa, tim melayani sembilan kampung dan 933 anak, kasus campak hanya tiga dan lima orang anak yang dicurigai campak.