“Total untuk ongkos produksi tiap tim mencapai Rp18 juta, Sehingga jika ditotal dengan 56 tim akan mencapai lebih dari Rp1 miliar. Tapi ini menjadi tugas kami bagaimana setiap klub bisa menikmati hasil yang sama. Kami juga memberikan sepuluh adboard yang bisa diisi klub.”
Amir menambahkan, mereka harus bekerja keras memutar kompetisi di wilayahnya, karen klub harus hidup dengan biaya mandiri. Apalagi mereka juga tidak mendapatkan subsidi seperti halnya klub Liga 1 dan 2.
“Kompetisi Liga 3 adalah kompetisi amatir yang mandiri. Kompetisi ini tidak dipungut biaya pendaftaran. Tetapi harus punya cara untuk membuat banyak klub yang ada di wilayah Jawa Timur ini bisa eksis. Karena itu kami membuat plan bisnis dan mekanisme baru agar semua biasa merasakan berkompetisi,” jelas Amir.
“Kalau kami biarkan klub berjalan sendiri, mungkin hanya sekitar lima sampai enam klub saja yang bisa dikatakan sebagai klub kaya. Sisanya mereka akan kasian, dan itu tidak kami inginkan.”
Kompetisi Liga 3 Jawa Timur akan diikuti pemain yang berusia di bawah 22 tahun, atau kelahiran maksimal 1 Januari 1996 ditambah tiga pemain senior. Proses pendaftaran pemain berakhir 28 Februari 2018. Dari 56 klub, akan dibagi menjadi delapan grup berisikan tujuh tim. Zona Jawa Timur mengirimkan 11 tim untuk bermain di babak regional.(*/goal)