Tragedi Kanjuruhan Menorehkan Trauma Mendalam Bagi Para Korban dan Memori Kelam yang Merenggut 132 Nyawa

Suhartini menjadi salah satu sosok yang menyadari keberadaan Rusdi selama lebih dari 10 hari di Stadion Kanjuruhan.

Mukanya, Suhartini mengira, Rusdi adalah remaja biasa yang datang untuk memanjatkan doa bagi para korban tewas atau untuk keperluan lainnya.

Namun, setiap hari Suhartini melihat Rusdi menggunakan toilet stadion untuk mandi dan buang air.

Baca Juga :  Komnas HAM Temukan Miras di Stadion Kanjuruhan Adalah Obat Hewan Ternak

Suhartini mengetahui identitas Rusdi dari kartu pemeriksaan psikolog RSUD Kanjuruhan.

“Dia kerap terlihat berlalu lalang selama 10 hari ini,” kata Suhartini.

Kondisi gangguan psikis yang dialami Rusdi dibenarkan oleh psikolog RSUD Kanjuruhan Hardiono.

Rusdi diduga mengalami guncangan setelah peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

“Satu-satunya cara untuk mendekatinya adalah menggunakan pendekatan Aremanis. Karena selain itu, dia menolak,” ungkap Hardiono.

Baca Juga :  Komnas HAM Temukan Miras di Stadion Kanjuruhan Adalah Obat Hewan Ternak

Pihak RSUD Kanjuruhan dan Dinas Kesehatan Probolinggo berkoordinasi dengan RSJ Lawang. Mereka akan memeriksa kejiwaan Rusdi.

Cahayu tak ingat skor pertandingan hingga kenangan di hidupnya

Memori kelam kerusuhan Kanjuruan membuat Cahayu Nur Dewata kehilangan ingatannya.