Penerbangan di Bandara Halim Mencapai Klimaks!

kabarin.co – Panglima Komando Angkatan Udara (Pangkoopsau) I Marsda TNI Yuyu Sutisna menilai operasional penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma saat ini sudah semrawut, padat,  melebihi kapasitas, dan mencapai klimaks. Dikhawatirkan hal ini akan berdampak besar pada tingkat keselamatan penerbangan. Untuk itu ia segera mengambil langkah-langkah penataan ulang semua penerbangan yang beroperasi di bandara yang berada lingkungan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur ini.

Langkah pertama yang dilakukan alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 itu adalah mengumpulkan seluruh pejabat Makoopsau I, pejabat Lanud Halim Perdanakusuma, otoritas bandara, Angkasa Pura II, Air Navigation, dan para operator penerbangan yang beroperasi di Bandara Halim seperti Batik Air, Citilink,Sriwijaya Air, dan operator penerbangan sipil lainnya baik reguler maupun carter.

Sebagaimana disampaikan oleh Penerangan Koopsau I, rapat pertama pembahasan dimulai Rabu, (25/5/2016) di Ruang Rapat Suryadarma, Makoopsau I. Mengawali rapat Pangkoopsau I menegaskan bahwa dalam pembahasan tersebut tidak ada unsur-unsur kepentingan tertentu. “No offence, no personal interest, it’s only about safety,” ujarnya.

Latihan TNI AU terganggu

Setelah rapat di buka, Pangkoopsau I selanjutnya mempersilakan masing-masing operator yang beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma untuk menyampaikan paparan terkait bidangnya masing-masing. Paparan dimulai dari pihak Lanud Halim, Angkasa Pura, Air Navigation, dan Otoritas Bandara. Setelah itu baru dilaksanakan diskusi membahas persoalan Bandara Halim saat ini, khususnya untuk mencari solusi dengan prioritas keselamatan, keamanan, dan pelayanan.

Pihak Lanud Halim Perdanakusuma menyampaikan data dan fakta tentang kegiatan operasional Skadron Udara TNI AU, operasional penerbangan reguler, serta operator penerbangan carter/kargo dikaitkan dengan kesiapan infrastuktur yang ada di bandara serta kaitan dengan slot jadwal penerbangan. Dari paparan tersebut terungkap bahwa, kegiatan penerbangan di bandara Halim sudah sangat padat. Demikian juga dengan pengelolaan parkir, ruang tunggu, dan ruang check in sudah tidak kondusif lagi.

suasana di bandara halim

“Satu hal yang sangat penting akibat dari sumua ini menyebabkan latihan penerbangan TNI AU menjadi terganggu,” ujar Kepala Dinas Operasi Lanud Halim Kolonel Pnb Damanik. “Misalnya, dari tujuh penerbangan yang direncanakan, hanya mampu dilaksanakan tiga sampai empat sorti saja. Kondisi ini menyebabkan profisiensi para penerbang mengalami degradasi,” tandasnya.

Operasional penerbangan di Bandara Halim yang sudah melebihi kapasitas, diakui oleh pihak Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Halim saat ini. Terutama pada jadwal penerbangan dari jam 06.00 sampai 12.00 yang sudah melewati batas normal. Untuk itu pihak Angkasa Pura II menyampaikan agar dilakukan rescheduling dan penataan infrastuktur yang saat ini sudah tidak memadai lagi.

ATC kelelahan

Pihak Air Navigation juga mengakui kepadatan yang terjadi dalam pengaturan penerbangan baik penerbangan militer maupun sipil. Bahkan, Air Navigation menyarankan agar tidak ada lagi penambahan slot penerbangan. Pihak pengatur lalu lintas udara ini bahkan secara tegas mengakui sudah kewalahan dalam melayani penerbangan dan kondisi ini apabila di biarkan akan dapat berakibat pada kelelahan operator ATC.

Dalam diskusi antarpihak yang terlibat dalam rapat ini, semuanya mengakui bahwa operasional penerbangan di Bandara Halim saat ini sudah melebihi kapasitas yang sewajarnya. Mereka pun sepakat untuk dilaksanakan penataan ulang dan penambahan infrastuktur serta pengaturan lagi jadwal penerbangan.

Diakhir rapat Pangkoopsau I selaku penguasa wilayah dan bertanggung jawab terhadap keselamatan penerbangan secara tegas mengatakan bahwa faktor keselamatan penerbangan di Bandara Halim tidak boleh diabaikan. Kecelakaan senggolan pesawat Batik Air dengan pesawat milik Trans Nusa yang menyebabkan ekor tegak pesawat Trans Nusa buntung merupakan peringatan dari bahaya keselamatan yang terabaikan.

“Kejadian-kejadian seperti accident Batik Air dengan Trans Nusa dan lainya, merupakan suatu warning bagi kita semua untuk tidak main-main dengan masalah safety,” ujar Yuyu Sutisna. Ia pun menegaskan bahwa Bandara Halim Perdanakusuma harus ditata ulang.

Di sisi yang lain, Pangkoopsau I mengakui kalau Bandara Halim sebagai civil enclave airport memberikan manfaat bagi masyarakat luas dalam menopang padatnya Bandara Soekarno-Hatta saat ini. Akan tetapi tidak berarti unsur keselamatan harus terabaikan.

Mantan KSAU Marsekal (Pur) Chappy Hakim dalam salah satu tulisan di blognya, chappyhakim.com mengatakan, pemindahan penerbangan sipil dari Bandara Soekarno-Hatta yang sudah melebihi kapasitas ke Bandara Halim merupakan kecerobohan fatal dan langkah salah urus. (ron/ang)