Riwayat Hidup Ichlas Yusuf ‘Da Bond’, Perwira Polisi Niniak Mamak dari Payakumbuh

kabarin.co – Luak Limopuluah kembali kehilangan putra terbaiknya. Hal ini menyusul kepergian Kombes Pol (Purn) Ichlas Yusuf, mantan Kapolres Sawahlunto-Sijunjung Sumbar, Kapolwil Bone Sulawesi Selatan,dan Kapolwil Pekalongan, untuk selama-lamanya. Inilah riwayat hidup “Da Bond”, polisi niniak mamak dari Payakumbuh.

Bernama asli, Ichlas Yusuf. Tapi kebanyakan orang lebih suka memanggil Da Bond atau Uda Bond. Selain itu, ada juga yang memanggil Pak Bon atau Si Bon saja.

Riwayat Hidup Ichlas Yusuf ‘Da Bond’, Perwira Polisi Niniak Mamak dari Payakumbuh

Tak diketahui pasti, ihwal Bon dibalik nama Ichlas Yusuf ini. Apakah ada kaitannya dengan James Bond 007 karakter fiksi yang dibikin Ian Fleming pada 1953 silam atau memang itu panggilan kesayangan sejak kecil, yang jelas, Ichlas Yusuf tercatat lahir di Sawah Padang, Nagari Aua Kuniang, Payakumbuh Selatan, 30 Agustus 1950.

Ichlas Yusuf merupakan anak tunggal dari pasangan Achmad Yoesoef dan Darikam. Semasa hidupnya, Achmad Yoesoef pernah menjabat Angku Domang Luak. Sedangkan Darikam adalah bidan yang cukup terkenal di Sawah Padang.

Walaupun anak tunggal, namun Ichlas Yusuf punya hubungan kekerabatan dengan almarhum Brigjen (Purn) Mismar “Buyuang”Anas, tokoh Sekoci Indonesia (ormas pendukung SBY dalam Pilpres ). Tak hanya itu, Ichlas Yusuf juga masih memiliki pertalian kekeluargaan dengan Zadry Hamzah Dt Munsaid, mantan Sekdakab Limapuluh Kota.

Ichlas Yusuf menyelesaikan pendidikan SD, SMP dan SMA di Payakumbuh. Ia adalah alumni SD 2, SMP 1 dan  SMA 1 Payakumbuh. Tamat dari SMA, Ichlas Yusuf melanjutkan pendidikan di Akabri Kepolisian. Begitu lulus, ditempatkan di Polda Metro Jaya. Selama di Jakarta, ia tetap rajin pulang kampung.

Ichlas Yusuf dikenal sebagai sosok yang rendah hati. Meskipun seorang perwira polisi, ia tak pernah semena-mena kepada orang kampung. Bahkan, banyak warga Luhak Limopuluah (Payakumbuh-Limapuluh Kota) yang dibantunya. Mungkin lantaran itupula, Ichlas Yusuf dianggap bukan sekedar polisi, namun seorang tokoh yang kebapakan.

“Ya, Si Bon adalah potret polisi yang sukses membangun hubungan dengan masyarakat. Jauh sebelum muncul istilah kemitraan polisi dengan masyarakat, Si Bon sudah menggagasnya. Ia pun, dijuluki warga Sijunjung sebagai Kapolres Niniak-Mamak. Di kelurahan kami, ia ikut membangun masjid, ” ujar Sukarni, mantan Ketua DPRD Limapuluh Kota yang tinggal di Sawah Padang.

Ichlas Yusuf menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada tahun 1983. Awal tamat PTIk,  dia kembaliu di tempatkan di Polda Metro Jaya dengan beranekaragam jabatan. Salah satu tugasnya di Jakarta yang paling berkasan adalah mengamankan lalu-lintas KTT Non Blok yang diikuti 110 kepala negara di dunia pada 1991.

Pada tahun 1994, Ichlas Yusuf menyelesaikan pendidikan Sekolah Pimpinan Polri. Sejak dari itu, kepemimpinannya diuji. Ia ditunjuk untuk menjabat sebagai Kapolres Sawahlunto Sijunjung. Waktu itu, Sawahlunto dan Sijunjung memang masih digabung. Di kedua daerah, sebagian masyarakat ada yang terkenal bersumbu pendek.

“Sedikit saja disulut, mereka bisa terbakar. Perlu kehati-hatian dan kemitraan, memimpin polisi di daerah tersebut. Pernah kejadian, saat saya liburan ke Payakumbuh, anggota yang muda-muda bertengkar dengan pemuda salah satu nagari. Saya yang sedang gotong-royong membangun masjid di Sawah Padang, langsung ke Sijunjung,” ujar Ichlas Yusuf kepada wartawan semasa hidupnya.

Sesampai di Sijunjung, Ichlas Yusuf berhadapan dengan kondisi yang mengerikan. Ribuan masyarakat sudah berkumpul di depan Mapolres. Mereka bersiap-siap menyerang markas polisi. Beruntung, Ichlas Yusuf berhasil menerobos kerumunan massa. Ia mencoba menenangkan warga.Setelah itu anggota yang terlibat perkelahian, semuanya dikumpulkan.

Di hadapan masyarakat, Ichlas Yusuf menampar anggota yang berbuat salah, sebagai bentuk pembelajaran. Masyarakat pun memberi apresiasi terhadap sikapnya. Sejak itulah, nama Ichlas Yusuf melambung di Sijunjungm bahkan Ia dijuluki warga sebagai polisi niniak mamak.

Pada tahun 2000, Ichlas Yusuf mendapat tugas berat. Ia ditunjuk sebagai Asisten Operasi Sadar Rencong 1, 2 dan 3 di Polda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. “Waktu itu, kesepakatan damai antara Pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka belum tercipta, konflik masih sering terjadi. Saya bertugas, mengamankan Aceh,” kenangnya. (epr/hsc)

Baca Juga:

Mbah Liem. Pencetus Slogan ‘NKRI Harga Mati’

Sejarah Pasar Senen Sempat Jadi Pusat Hiburan Ibukota

Adolf Hittler Pemimpin Nazi Pernah Sembunyi di Indonesia

Keistimewaan Yogyakarta Pernah Jadi Ibu Kota RI Setelah Jakarta