Hal tersebut dibenarkan oleh Sigit Pramana, salah satu anggota komunitas Brompton Cinere Loops (BCL).
“Di Inggris itu kebijakan baru tidak produksi 24 jam full karena Covid-19, sementara permintaan pasar sedang tinggi-tingginya. Jadi banyak yang menjual sepeda ini di atas harga rata-rata, sekitar Rp50 juta-Rp60 jutaan lah buat yang standar,” tuturnya saat dihubungi Okezone via sambungan telepon.
Sigit kemudian menceritakan awal ketertarikannya menggunakan sepeda Brompton. Dia mengatakan, sepeda ini memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki oleh sepeda pada umumnya. Terutama untuk fitur lipatan.
Dibandingkan sepeda lain, Brompton diklaim lebih praktis dilipat, dan hasil lipatannya pun cenderung lebih ringkas sehingga bisa dimasukkan ke dalam bagasi mobil, atau bahkan saat hendak menaiki Commuter Line atau MRT.
“Saya sudah coba beberapa sepeda lipat. dan kebanyakan tidak se-rigid Brompton. Ini sepeda paling unik, paling fleksibel, dan paling kecil kalau udah dilipat,” kata Sigit.
Meski harganya terbilang mahal, ternyata biaya perawatan sepeda ini sangat terjangkau. Per bulan, Sigit hanya merogoh kocek senilai Rp75 ribu saja untuk keperluan maintenance.