Antara Semen Padang dan Hamburg SV; Please, Help us Just This Once!

kabarin.co – Sabtu, 20 Mei 2017, di  Stadion Volkspark di Kota Hamburg,  Jerman. Ribuan penonton datang dengan perasaan buncah, galau, dan khawatir. Itu pekan terakhir Bundesliga musim 2016/2017. Tim kesayangan mereka Hamburg SV masih berada di peringkat 16. Jika kalah hari itu melawan VfL Wolfsburg berarti harus melakoni play off agar selamat degradasi.

Suasana semakin tak menentu dan menegangkan, ketika Hamburg SV tertinggal lebih dulu menit ke-23. Beruntung menit ke-32 mereka bisa menyamakan skor. Tapi hasil imbang belum berarti apa-apa, mereka harus menang. Keajaiban muncul dua menit jelang waktu normal habis, Hamburg mencetak gol untuk membalikan keadaan menjadi 2-1.

Kemenangan itu disambut histeris para pendukung Hamburg SV, karena tambahan tiga poin yang didapat pasukan Markus Gisdol memastikan Die Rothosen, julukan Hamburg, lolos dari jerat degradasi dan tetap mempertahankan statusnya di Bundesliga. Hamburg memperpanjang rekor sebagai satu-satunya klub yang tak pernah terdegradasi dari Bundesliga sejak 1963!

Dua tahun sebelumnya kisah dramatis juga terjadi di Inggris, di Stadion St James Park, Newcastle United dipaksa wajib menang melawan West Ham United di pekan terakhir.

Sebuah perjuangan berat bagi “The Magpies”, mereka harus menang melawan West Ham yang dilatih oleh mantan pelatihnya sendiri, Sam Allardyce yang mereka pecat bebebrap bulan sebelumnya. Tak hanya itu, Newcaste juga harus berjuang meraih hati pendukungya mulai menjauh karena gerah dengan kondisi klub yang terus jadi bulan-bulanan lawan dan akhirnya terperosok di zona degrdasi.

Beruntung, Newcastle mampu menyelamatkan diri dengan kemenangan 2-0 atas West Ham. Sayang, kisah heroik Newcastle itu hanya bertahan setahun, karena musim berikutnya tahun 2016, mereka benar-benar terdegradasi karena tak ada perbaikan yang dilakukan pemilik klub.

Dari dua ilustrasi diatas, hari ini ribuan kilometer dari Kota Hamburg dan Newcaste, sebuah Kota di Indonesia tengah menghadapi hal dan situasi yang kurang lebih serupa. Tak lain tak bukan adalah Kota Padang!

Semen Padang FC, klub kesayangan publik kota ini, sedang berada diujung tanduk. Berada di zona degradasi, dan akan melakoni laga hidup mati melawan Perseru Serui di pekan ke-31. Vonisnya jelas, laga ini harus dimenangkan. Kalau kalah atau imbang, maka degradasi itu akan datang.

Sama seperti Hamburg dan Newcastle, Semen Padang juga sebuah klub yang punya sejarah panjang di blantika sepakbola Indonesia. Satu dari sedikit klub eks galatama generasi pertama yang masih bertahan. Sebuah klub yang sudah menjadi kebanggaan warga Kota Padang dan Ranah Minang sejak berdiri 30 November 1980.

Kini, sebulan lebih dua hari menjelang HUT mereka ke-37, mereka harus terjerumus dalam sebuah kondisi yang mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya. Tidak main-main, mereka terancam hilang dari pertarungan liga kasta tertinggi Indonesia!

Satu laga yang sangat menentukan harus mereka lakoni. Celakanya, Kabau Sirah yang tengah merana harus memenangi laga justru melawan pesaing terberat yang sama-sama berjuang melawan jeratan degradasi.

Memang sebuah kemenangan belum akan memastikan Semen Padang dalam posisi aman, karena masih ada dua pertandingan. Tapi setidaknya kemenangan atas Perseru menjadi sebuah kemenangan bernilai emas, menjadi suntikan moril menghadapi dua laga sisa yang diharapkan menjadi turning point yang kan membawa Semen Padang ke titik aman.

Hamburg SV, dengan kesetiaan fansnya yang terus mendampingi disaat timnya terpuruk, benar-benar berjuang habis-habisan sampai menit terakhir, karena tak ingin mengecewakan suporternya.

Dan pada akhirnya perjuangan militan para pemain memberi hasil yang diharapkan, dan berhasil membuat para pendukungnya seisi Stadion jadi menangis bahagia. Lolos degradasi lebih seperti mendapatkan titel juara Bundesliga bagi mereka.

Pun, Newcastle, mereka selamat dari degradasi karena pendukungnya juga tak ingin klub yang punya sejarah panjang dan manis di Liga Utama Inggris itu harus turun kasta bermain di Liga Championship atau Divisi Satu. Tapi mereka bertarung keras, kendati dibawah sindirin para fansnya. Salah satu spanduk sindiran yang dibentangkan pendukungnya waktu itu adalah “Same Again next Session!”

Semen Padang jelas membutuhkan kembalinya para pendukungnya, setelah banyak pertandingan kandang dilalui dengan tribun stadion yang separoh pun tak terisi setelah kekalahan demi kekalahan mendera tim.

Well, yang pasti para pemain akan merindukan ribuan penonton itu kembali menemani mereka berjuang di laga krusial Sabtu (28/10) sore itu. Mereka pastilah tak ingin membuat air mata puluhan ribuan rakyat Sumatra Barat pecintanya tertumpah, seandainya mereka kalah.

Please, help us just this once! Tolong bantu kami sekali ini saja. Mungkin ada pemain yang hatinya merintih seperti itu, tapi mereka tak ingin menuliskannya di akun sosial medianya. Siapapun itu, yang mengaku pecinta “kabau Sirah” pastilah tak ingin membiarkan pemain dan tim kesayangannya akan berjuang sendiri.

So, mari bantu mereka.(RMO)