Duel Pemain Kunci, Semen Padang vs Bhayangkara FC

kabarin.co – Pertarungan Semen Padang melawan Bhayangkara FC di babak 8 besar Piala Presiden 2017, Minggu (26/2) malam di Stadion Manahan Solo, menjanjikan pertarungan yang sengit.

Semen Padang yang mengejutkan sebagai tim dengan statistik terbaik di babak penyisihan grup, akan ditantang Bhayangkara United yang sangat mengandalkan pemain-pemain muda yang agresif dan punya kecepatan.

Dalam dua laga terakhir kedua tim di ajang Indonesia Soccer Cahampionship a (ISC A) 2016, Semen Padang lebih unggul. Di Padang, Semen Padang mampu membekap Bhayangkara 2-1, dan di putaran kedua di Stadion Delta Sidoarjo, kedcua tim bermain imbang 2-2.

Dengan skuad kedua tim yang tidak terlalu banyak mengalami perubahan, laga ketiga malam ini, dipastikan akan tetap berlangsung ketat. Bhayangkara FC dengan pelatih barunya, Simon McMenemy yakin akan mampu memutus catatan bagus Semen Padang di turnamen ini.

Goal Indonesia, mencoba mengulik duel pemain kunci dari kedua tim, berikut ini.

Kiper; Muhammad Ridwan vs Wahyu Tri Nugroho

Muhammad Ridwan

Didatangkan Semen Padang untuk jadi pesaing Jandia Eka Putra, Ridwan langsung menggebrak dengan catatan mengesankan. Kiper cadangan yang nyaris abadi di Persib Bandung, di Semen Padang Ridwan langsung diberi kepercayaan sebagai starter di tiga laga penyisihan Grup G. Hasilnya kiper 26 ini menjawab dengan tuntas, tak satupun gawangnya kebobolan. Lawan Bhayangkara FC, hampir dipastikan akan kembali diturunkan menjaga gawang Kabau Sirah agar tetap steril.

 

Wahyu Tri Nugroho

Musim ini Wahyu Tri nyaris ke Semen Padang, bahkan sudah ada kesepakatan lisan. Tapi, deal urung terjadi, karena Wahyu tak diizinkan Bhayangkara menyeberang ke Semen Padang. Reuni Wahyu Tri dengan pelatih Nilmaizar yang pernah bekerja-sama di Timnas Indonesia tahun 2012 pun batal. Wahyu adalah kiper sarat pengalaman, dan salah satu kiper dengan penyelamatan terbanyak di Indonesia Soccer Championship A lalu. Itulah alasan Bhayangkara tak ingin melepasnya. Di fase grup Piala Presiden 2017, Wahyu kebobolan tiga gol.

Belakang: Cassio de Jessus Francisco vs Otavio Dutra

Casio de Jesus

Cassio memasuki tahun keduanya di Semen Padang, dan menjadi palang pintu yang sangat diandalkan Semen Padang. Lugas di bola bawah dan ahli menghalau bola-bola atas adalah kelebihan pria jangkung ini. Pemain 28 tahun juga tak pilih-pilih teman duet di lini belakang Semen Padang. Dia bisa nyetel dengan Agung Prasetyo, Handi Ramdhan, dan Novrianto. Tapi pastinya dia akan selalu jadi center bek nomor satu Semen Padang. Sterilnya gawang Semen Padang di fase grup pastinya ada peran vital Cassio di lini belakang.

Otavio Dutra

Beredar di Indonesia sejak 2010, pemain asal Brasil ini sudah kenyang pengalaman dan hafal gaya bermain sepakbola Indonesia. Bisa dikatakan lelaki jangkung 33 tahun ini adalah salah satu bek tengah terbaik Brasil yang pernah bermain di negeri ini. Sarat pengalaman, visi bermain yang bagus, lugas dalam bertahan, dan acap mencetak gol dari bola mati adalah kelebihan pemain berpostur 190 cm ini. Tak heran pula, jika dia sering didaulat sebagai kapten tim, termasuk di Bhayangkara FC saat ini. Duelnya dengan bomber semen Padang Marcel Sacramento, akan menjadi sangat menarik nantinya.

Tengah: Vendry Mofu vs Evan Dimas

Vendry Mofu

Pemain asal Wamena ini yang terkadang angin-anginan, tetapi pelatih Semen Padang Nilmaizar sangat percaya kepadanya. Karena ketika dia sedang mood bermain, maka dia akan menjadi sangat berbahaya. Sebagai gelandang, Mofu adalah seorang petarung, tapi ketika dia mendapat kesempatan mencetak gol maka dia sering menjadi pemecah kebuntuan bagi Semen Padang. Sejauh ini, Mofu sudah mengoleksi tiga gol untuk Semen Padang di Piala Presiden 2017. Dipastikan, pemain berusia 28 tahun akan menjadi salah satu pemain yang paling ingin dimatikan oleh Bhayangkara FC.

 

 

Evan Dimas

Tidak ada pemain muda di Indonesia yang namanya melebihi popularitas Evan Dimas. Tidak salah, karena dia memang bakat istimewa yang dimiliki Indonesia saat ini. Muncul dari Timnas U-19 2013-2014, pemain 22 tahun memang diberkahi skill mumpuni. Dalam usia itu, dia sudah menjadi salah satu gelandang terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Masuk akal kalau Semen Padang menempatkan Evan Dimas sebagai salah satu pemain yang paling mereka waspadai dalam laga Minggu malam, karena perannya yang memang sangat sentral di Bhayangkara FC.

 

Depan: Marcel Sacramento vs Muchlis Hadi Ning

Marcel Sacramento

Tahun kedua di Semen Padang, Marcel Sacramento telah membuat fans Semen Padang sudah melupakan Edward Wilson Junior. Gol demi gol yang dihasilkannya, membuat pria Brasil 29 tahun ini telah menjadi idola baru fans Kabau Sirah. Di ISC A lalu, dalam debutnya bermain di Indonesia, langsung menggebrak menempati peringkat dua top skorer. Di Piala Presiden 2017, walau terlambat bergabung dengan tim, tapi tak mengurangi kesuburannya. Bahkan saat ini Marcel tercatat sebagai top skor sementara turnamen dengan empat gol, plus tiga asist. Pemakai nomor 8 ini memang selalu siap menebar ancaman bagi tim lawan.

 

Muchlis Hadi Ning

Produktifitas gol Bhayangkara FC memang kalah jauh dari Semen Padang di fase grup Piala Presiden. Jika Semen Padang mampu menggedor gawang lawan 12 kali, Bhayangkara FC hanya tiga kali. Namun, begitu di 8 besar semuanya bisa saja terjadi. Bhayangkara masih punya Muchlis, pemain muda eks Timnas U-19 yang bisa saja membuat kejutan. Pemain muda yang sempat masuk timnas Piala AFF 2016 ini tetap bisa menjadi ancaman bagi Semen Padang. Apalagi jika suplai bola dari Evan Dimas lancar mengalir untuknya. Hanya saja dia harus siap dan kuat bertarung menghadapi “dua menara” di jantung Semen Padang, Cassio dan Novrianto.(RMO)