Untuk risiko yang ketiga adalah dapat mempengaruhi penyesuaian harga BBM. Bima menyatakan Indonesia sebagai negara net importir minyak mentah sangat sensitif terhadap pergerakan dolar AS. Jika dolar AS menguat terhadap rupiah, harga BBM akan tertekan baik yang subsidi maupun non subsidi. “Efeknya penyesuaian harga BBM berbagai jebis diprediksi akan terus dilakukan,” ujar dia.
Ia menuturkan tercatat impor minyak Indonesia sebanyak 350-500 ribu barel per hari karena produksi dalam negeri tak mencukupi konsumsi BBM. (epr/lip)
Baca Juga:
Aksi 212 Digunakan Jokowi Untuk Menggaet Investor, Begini Penjelasannya