Serta adanya kenaikan harga minyak karena Presiden AS Donald Trump menyerukan boikot impor minyak dari Iran. “US Dolar index langsung loncat ke 95. Artinya dolar AS menguat terhadap mata uang dominan lainnya,” jelas dia.
Sayangnya, lanjut dia, sentimen positif dari dalam negeri justru minim. Data-data ekonomi di bawah ekspektasi, meliputi neraca perdagangan Mei yang kembali defisit sebesar USD1,52 miliar, defisit transaksi berjalan melebar dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 beberapa lembaga dikoreksi turun sulit tembus 5,4%.
“Itu yang membuat pelaku pasar melakukan net sales atau aksi jual di bursa saham dan pasar surat utang,” kata dia. (oke)
Baca Juga:
Rupiah Melemah 100 Poin, Tembus Rp14.273