Darmin mengatakan, saat ini Indonesia harus menghadapi tekanan dari perang dagang dan normalisasi kebijakan moneter negara maju. Selain itu, dari dalam negeri, Indonesia menghadapi defisit neraca perdagangan yang terutama disebabkan defisit perdagangan migas.
Untuk diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada semester pertama 2018 mengalami defisit 1,02 miliar dolar AS. Kendati neraca dagang nonmigas mengalami surplus 4,4 miliar dolar AS, hal itu tidak mampu mengkompensasi defisit neraca dagang migas yang defisit 5,4 miliar dolar AS. (rep)
Baca Juga:
Rupiah Dibuka Menguat ke Rp14.463/USD