Dugaannya, penguatan rupiah kali ini didorong oleh faktor teknikal.
Hal ini mengingat rupiah sudah berada di area jenuh beli.
Di sisi lain, indeks dolar belum mengalami pergerakan yang signifikan pada hari ini.
Indeks dolar menguat 0,13% ke level 95,26.
“Selain itu, ada kemungkinan rupiah menguat karena intervensi yang dilakukan oleh BI,” tambah dia.
Kendati begitu, rupiah masih rentan terpapar sentimen eksternal.
Rilis data PMI China di bulan Agustus yang turun menjadi 50,6 berpotensi mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini.
“Dari data tersebut ada kekhawatiran bahwa ekonomi China terancam melambat. Alhasil, nilai ekspor Indonesia ke China berpotensi berkurang,” ungkapnya.
Akan tetapi, inflasi Indonesia di bulan Agustus yang masih rendah atau di level 3,20% (yoy) dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah di hari ini.
Setidaknya, data tersebut mencerminkan daya beli masyarakat Indonesia tetap terjaga di tengah tren pelemahan rupiah.
Menurut Putu, hingga penutupan nanti rupiah masih akan berada di kisaran Rp 14.750—Rp 14.845 per dolar AS. (trb)