.
Kata kunci: wirausaha, mahasiswa, finansial, indeks prestasi, pengangguran berpendidikan.
PENDAHULUAN
Banyak masyarakat beranggapan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kemungkinan mendapat kehidupan yang layak. Untuk itu berbagai upaya dilakukan guna menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Namun faktanya, lulus sarjana tak menjamin mendapat pekerjaan. Isu ‘pengangguran berpendidikan’ pun kian merajalela di telinga masyarakat. Tercatat sekitar 737.000 sarjana jenjang pendidikan S1 sampai S3 di Indonesia menganggur (data Badan Pusat Statistik, 2020) . Inilah yang menjadi salah satu tantangan Indonesia. Apalagi diprediksi Indonesia akan mengalami masa bonus demografi di tahun 2030, dimana usia produktif lebih mendominasi dan angkatan kerja kian melimpah, yang belum tentu didukung dengan keterediaan lapangan pekerjaan.
Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat Indonesia harus mengubah cara berpikir dari ‘mencari lapangan kerja’ menjadi ‘membuka lapangan kerja’. Hal ini tentunya dengan melakukan kegiatan wirausaha. Karenanya, untuk mempercepat pertumbuhan wirausaha di dalam negeri, harus ada upaya serius untuk menciptakan orang – orang yang mampu mengambil peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya maupun untuk orang lain. Lembaga pendidikan mesti bisa berperan lebih banyak lagi untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan membentuk orang – orang yang tahan banting dengan segala kesukaran yang dihadapi untuk membangun kemandirian (Aditi, 2018: 6). Kemajuan teknologi yang kian canggih, didorong dengan digitalisasi marketing menjadikan kegiatan wirausaha semakin sederhana dan mudah untuk berkembang. Dengan demikian, kegiatan wirausaha pun menjadi fleksibel dan dapat dikerjakan oleh seluruh latar belakang, tak terkecuali oleh mahasiswa.