Rencana Pemerintah Menonaktifkan 13 PLTU Batu Bara Milik PLN, Termasuk Suralaya dan Ombilin

PLTU
Ilustrasi PLTU Batu Bara. (Foto: istockphoto.com)

Kabarin.co, – Pemerintah Indonesia berencana akan menonaktifkan 13 PLTU Batu Bara yang dimiliki oleh PT PLN. Hal ini diungkapkan oleh Eniya Leistiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Ada beberapa PLTU yang masuk dalam daftar penghentian operasi sebagai berikut: PLTU Suralaya di Cilegon, Banten, dan PLTU Ombilin di Sawahlunto, Sumatra Barat.

banner 728x90

Eniya juga mengungkapkan bahwa terdapat tiga kajian terkait penghentian penggunaan batu bara, yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan United Nations Office for Project Services (UNOPS).

Menurut Eniya, dari kajian tersebut, teridentifikasi 13 pembangkit listrik yang berada di luar Cirebon, Jawa Barat, dengan total kapasitas 4,8 gigawatt.

Pembangkit-pembangkit tersebut berkontribusi pada emisi karbon sebesar 66 juta ton.

Beberapa pembangkit listrik diperkirakan akan berhenti beroperasi secara alami pada tahun 2030 tanpa intervensi, karena usia yang sudah tua.

“Beberapa pembangkit sudah tua. Seperti yang telah dikatakan oleh Menteri ESDM, mereka akan berhenti secara alami jika dibiarkan. Ada daftar pembangkit listrik yang diperkirakan akan ditutup sebelum tahun 2030,” ujar Eniya.

Kementerian ESDM saat ini tengah mempersiapkan kajian untuk penghentian PLTU batu bara, yang akan ditetapkan sebagai keputusan menteri.

Kajian tersebut akan menjadi langkah-langkah dalam proses identifikasi pembangkit listrik yang akan diberhentikan pengoperasiannya.

Selain itu, pemerintah juga berencana mempercepat pensiun dini PLTU Cirebon-1 setelah tercapai kesepakatan dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) di bawah mekanisme Energy Transition Mechanism (ETM).

PLTU Cirebon-1 yang awalnya dijadwalkan akan ditutup pada Juli 2042, kini akan dinonaktifkan lebih awal pada Desember 2035.

Kesepakatan ini ditandatangani pada COP28 di Dubai, Desember 2023, oleh ADB, PLN, Cirebon Electric Power, dan Otoritas Investasi Indonesia (INA).

Sebagai bagian dari rencana ini, pemerintah juga mempercepat pembangunan jaringan transmisi listrik dari Sumatra ke Jawa.

Jaringan yang awalnya direncanakan selesai pada tahun 2028, kini ditargetkan rampung pada tahun 2026 untuk mendukung transisi energi di Jawa.

Jaringan transmisi ini penting karena energi terbarukan di Jawa, seperti dari pembangkit listrik tenaga panas bumi dan tenaga air, belum cukup untuk mendukung penutupan PLTU Cirebon-1 secara dini.

Dengan langkah ini, Indonesia mempertegas komitmennya dalam transisi energi dan pengurangan emisi karbon, sejalan dengan target energi bersih di masa depan. (*)

 

 

Sumber: thejakartapost.com

banner 728x90