MPP menggunakan pembangkit General Electric dengan skema rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC).
“Sebagian pembangkit MPP 500 MW telah beroperasi dan mendukung pasokan listrik di beberapa daerah mengingat tingginya permintaan tambahan pasokan listrik yang harus segera dipenuhi oleh PLN,” ujarnya.
Sementara, sisa MPP lainnya diperkirakan akan masuk tahap komersial (commercial operation date/COD) seluruhnya pada Januari 2017.
PLTG “mobile” memakai bahan bakar gas alam yang efisien dan ramah lingkungan dengan keunggulan lain dapat dipindah ke wilayah lain sesuai kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan membutuhkan pasokan listrik.
“Dengan adanya MPP ini diharapkan penyediaan listrik dapat menjangkau hingga ke pelosok di Indonesia, sehingga ekonomi dapat tumbuh pesat dan target rasio elektrifikasi 99,7 persen di 2019 dapat tercapai,” ujar Sarwono. (atr)
Baca Juga:
Investor Iran : PLN Utang 23 Juta Euro, Berharap Jokowi Turun Tangan