Untuk itu, Adrian mengungkapkan, agar Indonesia dapat menghindari efek negatif tersebut, maka perlu kebijakan pemerintah yang kuat dalam meningkatkan produktifitas tenaga kerja dan modal, menjaga momentum pertumbuhan ekonomi serta menjaga angka inflasi pada level yang rendah.
Sementara itu, dari sisi domestik, dia mengatakan pemerintah perlu dapat menjaga momentum harga komoditas yang mulai bergerak naik, diikuti dengan mulai dinamisnya berbagai indikator permintaan yang terlihat di banyak sektor ekonomi.
“Bergerak naiknya angka pertumbuhan kredit di sektor perbankan ikut menambah indikasi bahwa ruang pertumbuhan perekonomian Indonesia mulai terbuka,” ungkap Adrian.
Optimisme ini, lanjutnya, juga didukung dengan ekspektasi pasar, sebagaimana ditunjukkan oleh kurva yield di pasar obligasi, yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang sedikit lebih baik pada 2017 dibandingkan dengan realisasi 2016. (viv)
Baca Juga:
Pemerintah Klaim Pertumbuhan Ekonomi Berpeluang di Atas 5 Persen