Harga Beras Tidak Turun, Kebijakan Import Beras Dipertanyakan

Agribisnis16 Views

kabarin.co – Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo mempertanyakan alasan pemerintah melakukan 500 ribu import beras ditengah petani lokal sedang berpesta panen raya. Berdasarkan hasil sidak ke lapangan banyak ditemukan keluhan dari petani maupun pedagang beras.

Informasi dari pedagang beras di lapangan ditemukan kenaikan harga beras dari Rp 10 ribu hingga Rp 14 ribu setelah dilakukan import besar-besaran. Artinya import tidak berdampak terhadap penurunan harga dipasaran.

Harga Beras Tidak Turun, Kebijakan Import Beras Dipertanyakan

“Harga beras tetap lebih tinggi atau naik sekitar 25 persen sampai 35 persen dari harga semula yang hanya Rp 10 ribu per kilonya,” kata Firman di Jakarta, Sabtu (31/3).

“Saya menduga ada kongkalikong antara pembuat kebijakan dan perusahaan importir tertentu yang akan memanfaatkan situasi ini,” ujarnya.

Pemerintah diminta segera mencari langkah kongkrit dan antisipasi terhadap lonjakan harga kebutuhan pangan pokok khususnya beras. Apalagi kondisi Tanah Air sedang rawan memasuki tahun politik hingga menjelang bulan puasa dan idul fitri.

“Jangan sampai ada pihak-pihak memanfaatkan isu ini demi kepentingan tertentu.”

Kementerian Perdagangan melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton. Sampai akhir Februari kemarin beras impor yang mendarat di Bulog baru mencapai 261 ribu ton.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan langkah impor ini diambil sebagai solusi yang efektif dalam waktu singkat. Menurutnya, panen memang sudah mulai terjadi pada bulan Januari dan Februari, hanya saja, jumlahnya masih belum bisa ditentukan.

“Dari sisi pasokan, panen memang ada setiap hari cuma jumlahnya berbeda. Kami tak mau kekurangan pasokan, maka kami impor beras khusus yang tidak ditanam di dalam negeri,” ujar Enggar beberapa waktu lalu.

Sebelumnya Kementerian pertanian menyebut tahun 2016 Indonesia sudah swasembada beras. Namun pemerintah/Kemendag membuka kran impor hingga bulan Juni mendatang dengan dalih menjaga stok dan stabilisasi harga menjelang puasa sedangkan harga dipasaran nyaris tidak pernah bisa turun. (arn)

Baca Juga:

Arinal Ingin Jadikan Lampung Sebagai Wilayah Anti-Impor Pangan

Bulog Kalah Saing dengan Pengusaha soal Beli Beras

BUMN Jual 158.500 Ton Gula ke Bulog Jelang Idul Adha

Pemerintah Kembali Buka Keran Impor Gula Mentah