Intelijen Amerika Rilis Laporan Gerakan PKI di Indonesia

kabarin.co – Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) rilis laporan terkait rahasia misi dari seluruh dunia, salah satunya terkait arsip Gerakan Tigapuluh September (Gestok) di Indonesia. CIA sudah sangat tercuri perhatiannya terhadap apa yang sudah terjadi di Indonesia setelah kejadian mencekap itu terjadi.

Setiap kejadian di gerakan komunisme atau AD yang dilaporkan dengan detil dan lengkap dari stasiun CIA di Jakarta.

Saat laporan tanggal 6 Oktober 1965, Presiden Soekarno lakukan rapat dengan menteri di Istana Bogor. Rapat tersebut dikerjakan sesudah jenazah Pahlawan Revolusi dibuang dan sudah dievakuasi ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
“Kedutaan AS di Djakarta meyakini Soekarno harus mengembalikan kepercayaan publik untuk mengatasi popularitas Mayor Jenderal Soeharto yang terus meningkat,” tulis dokumen itu.

Saat itu juga, CIA menulis militer takut Bung Karno akan copot Soeharto, dan menggantikannya dengan jenderal yang bersimpati pada komunis. Penolakan tersebut sudah diberikan oleh Panglima Siliwangi, Mayjen Aidie yang ingin Partai Komunis di Indonesia bubar.

CIA menduga ada peningkatan pengamanan di Bogor, tentara loyal Soeharto juga diisukan sudah kepung istana itu.

“Kedutaan AS yakin pasukan Soeharto diizinkan masuk oleh Soekarno dengan tawaran merekam pernyataannya.”

Nahas, kejadian tersebut disensor, hanya dikerjakan dua koran Komunis diizinkan kembali, sebelum itu Gestok berlangsung, hanya dua koran milik AD saja yang bisa tersebar luas di masyarakat.

12 November 1965, CIA sebut Soekarno berusaha kembalikan kekuasaannya setelah Gestok PKI, dengan kuasai media informasi, akan tetapi AD justru kuasai radio Republik Indonesia.

Pers Anti PKI juga turunkan intonasi pemberitaan tentang Gestok, sementara itu, regulasi pemberitaan dikembalikan AD kepada Menteri Informasi Achmadi.

“Menteri (Luar Negeri) Subandrio muncul untuk meyakinkan publik. Salah satu utusannya menyatakan ke Kedutaan AS bahwa tidak akan terjadi perubahan atas kebijakan luar negeri Indonesia.”

Kebijakan tersebut adalah politik anti-neokoloniaslisme dan lanjutkan kerja sama perdagangan dengan Komunis China. Sementara warga sipil anti komunis sangat heran dengan perkataan Soekarno yang tetap dukung PKI.

“Mereka menunggu seperti apa reaksi Angkatan Darat,” tutup laporan itu.

Seperti diketahui, Soeharto umumkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) Soekarno sudah dilengserkan. sejak saat itu, era Orde baru berdiri.  (nap/mer)

Baca Juga:

TNI Akan Melawan Pengaruh Partai Komunis Cina di NKRI

Ada Lukisan Tokoh Komunis DN Aidit di Terminal 3 Bandara Soetta!

Jokowi Antara Impor Buruh China, Komunisme dan Rapuhnya Ketahanan Sosial