Seandainya Terpilih Jadi Ketua Umum PSSI, Inilah yang akan Dikerjakan Edy Rahmayadi

Kabarin.co – Letjen Edy Rahmayadi telah menebar janji-janji yang akan ia kerjakan, seandainya terpilih menjadi menjadi Ketua Umum PSSI. Mulai dari pembinaan usia muda hingga pembenahan infrastruktur yang lebih baik masuk ke dalam item-item janjinya.

Edy adalah sosok yang diusung oleh mayoritas voter yang sebelumnya tergabung dalam Kelompok 85 (K-85). Dalam pernyataan yang ia buat di hadapan wartawan di Jakarta, Selasa (30/8), Edy mulai menjabarkan beberapa hal yang menjadi program yang bakal ia jalani.

Pertama, pria 55 tahun yang juga menjabat Pangkostrad itu menyinggung soal pembinaan usia muda. Edy punya visi untuk membawa Indonesia tampil di Olimpiade 2024. Oleh karenanya, untuk mewujudkan visi tersebut, dia membutuhkan sistem pembinaan pemain yang memadai, termasuk dengan memperbaiki sistem database sehingga PSSI punya daftar pemain dari seluruh Indonesia.

Dalam pernyataannya, Letjen Edy mengatakan bahwa itu adalah tugas utamanya. Sebab, untuk membangun sepakbola yang kuat, dia menilai membutuhkan proses yang panjang.

Jika terpilih, dia akan memperkuat dan memperbaiki sistem database pemain sehingga PSSI mempunyai daftar pemain dari seluruh Indonesia. Edy percaya bahwa untuk sukses, dibutuhkan sebuah proses.

“Nantinya akan saya bagi menjadi tiga sektor. Sektor Indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Barat dari mulai Sabang sampai ke Lampung. Lalu bagian tengah dari Jawa dan Kalimantan. Serta bagian Timur mulai dari Bali sampai ke Papua,” ujarnya.

“Zona-zona ini akan melahirkan setiap tahun pemain-pemain dari mulai usia 15 tahun, 17 tahun, dan 19 tahun –dan akan dimasukkan ke database.”lanjutnya, seperti diberitakan detiksport.

Tentu, memperbaiki akar saja tidak cukup. Supaya apa yang ditanam nantinya tumbuh menjadi sesuatu yang baik, dibutuhkan juga cara yang tepat untuk menyuburkannya dan juga iklim yang baik. Maka, Edy pun mengaku bahwa programnya tidak akan luput membenahi sektor infrastruktur dan kompetisi.

Misalnya, soal lapangan. Sadar bahwa banyaknya lapangan juga akan membantu pengembangan seorang pemain muda, ia berniat untuk melakukan MoU dengan Kementerian dalam negeri untuk membangun lapangan. Nantinya, kata dia, program itu akan dijalankan di seluruh wilayah Indonesia.

Tidak cukup di situ, ia juga menilai bahwa pembinaan wasit yang baik juga bisa menjadi pangkal dari kompetisi yang sehat. Dia berharap ada sekolah untuk wasit. Tapi, tidak hanya wasit saja. Ia juga berharap suporter-suporter di tanah air bisa bersikap sportif ke depannya.

“Kami akan kasih kurikulum belajar di sana. Jadi lulus, dia akan jadi wasit yang baik. Tidak akan bisa dibelokkan kanan kiri. Intinya harus profesional. Sementara kekosongan ini, kalau ini kosong dan tidak ada wasit, saya akan pakai wasit TNI dan polisi sampai ada rumah wasit yang benar.”

“Yang penting dilakukan juga soal pembinaan suporter. Suporter sekarang kan sekarang sukanya merusak. Timnya kalah, rusuh. Sebenarnya siapa yang membina suporter? Ya, salah satunya Asprov-Asprov daerah, kalau mereka tidak bisa mengendalikan itu, bubar saja Asprov-nya,” kata Edy. (*/dts)