Kader Gerindra Jabat KSP Gantikan Teten Masduki

Politik2 Views

kabarin.co, Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK) membutuhkan darah segar. Kader Partai Gerindra, rencananya 15 Januari 2017 masuk ke lingkungan istana. Kepala Staf Presiden (KSP) yang sekarang dijabat Teten Masduki, semula akan diganti 28 Desember besok. Namun, entah atas pertimbangan apa, pergantian itu diundur. “Biasalah Jokowi kan orang Jawa, perlu menghitung hari baik untuk pergantian itu,”ujar sumber indonesiapolicy.com di istana.

Kader Gerindra dimasukkan dalam Kabinet Kerja ini untuk memperkuat performance Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK. Selama ini partai tersebut terkesan sebagai oposisi “malu-malu”. Memang ada kritik beberapa kader partai Gerindra terhadap pemerintah, namun Jokowi rupanya menjalin hubungan khusus dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Dalam tahun ketiga pemerintahannya, Jokowi membutuhkan Gerindra, terutama untuk menahan serangan dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Nah, jabatan yang tepat untuk kader Gerindra, dan dia adalah kader “kesayangan” Prabowo, KSP. Mengingat Teten Masduki dianggap kinerjanya tidak maksimal pada jabatan itu. Tentu saja, di samping itu bekas aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW)  tak ada partai yang mendukung atau membekinginya. Seperti, pergantian kabinet sebelumnya, yang terpental adalah sosok yang tak punya kekuatan partai. Kalaupun ada, partai tersebut sudah tak lagi mendukung kader tersebut.

Selain,  digesernya Teten, ada kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang masuk kabinet Jokowi-JK menggeser jabatan-jabatan dari kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai pimpinan Muhaimin Iskandar ini dianggap mengkhianati Jokowi dengan menyeberang ke kubu SBY dalam Pilkada DKI Jakarta. PDI Perjuangan akan mendapat tambahan satu menteri, yaitu Menteri Desa  dan Pembangunan Daerah Tertinggal.

Dengan tambahan dari dua partai yang sebelumnya berseberangan PKS dan Gerinda, pemerintahan Jokowi-JK akan semakin kuat kukunya. Terutama, dukungan partai-partai itu di lembaga legislatif (DPR). Pemerintahan Jokowi- JK hanya kehilangan PKB, yang dianggap tidak begitu siginifikan. Apalagi, partai tersebut sudah jelas-jelas menyeberang ke kubu SBY. Pantaslah ada adagium, “dalam politik tak ada kawan atau musuh abadi, yang ada adalah kepentingan yang sama.” (indonesiapolicy.com)

Baca Juga:

Teten Masduki: “Gak usah sebut-sebut lagi Nawacita, karena pak Jokowi nggak suka,”

Teten vs Jokowi: Babak Kedua, Siapa Mengkhianati Nawacita?

Reformasi Hukum : Wiranto vs Teten