Orang asli Korea Selatan bisa menghadapi ‘kepunahan alami’ jika angka kelahiran hanya mencapai 1,19 anak per-wanita. Hal ini diperparah dengan usia menikah yang semakin mundur. Kalau sebelumnya di usia 25 tahun masyarakat Korea Selatan sudah bingung menikah, maka saat ini usia 35 tahun pun menjadi usia normal untuk menikah.
2. Jepang
Gaya hidup yang serba tertata dan mandiri membuat mereka sulit untuk mengubah pola pikir untuk ‘menikah’. Yang ada dibenak warga Jepang, baik pria ataupun wanita adalah bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk membahagiakan diri sendiri.
Bagi mereka, menikah seolah tak ada gunanya dan memilih hidup melajang. Daftar statistik menyebutkan jika hanya ada 12,8 persen jumlah anak-anak dari populasi penduduk Jepang. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk yang makin menurun. Namun, pemerintah Jepang enggak menutup mata dengan hal ini.
Beberapa kebijakan mulai dibuat untuk menarik warganya agar segera menikah. Salah satunya memberi keringanan pada wanita karir yang memiliki anak. Di mana disediakan kompensasi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak bagi mereka yang sudah memiliki buah hati.