Mengungkap Asal-Usul Yeti Secara Ilmiah

Sykes dan rekannya menempatkan semua data DNA pada pusat data umum GenBank. “Sangat mudah mengunduhnya,” kata Barnett.

Mereka menemukan kesalahan besar. “Tidak terdapat kepastian kecocokan terhadap beruang salju Pleistocene seperti yang mereka katakan,” kata Barnett.

“Kecocokannya pada beruang salju modern, dan kecocokan nyatanya hanya sekilas.”

Hal ini mengisyaratkan kesimpulan yang tidak terlalu menarik. Tidak terdapat populasi rahasia beruang salju tinggal di Himalaya.

Baca Juga :  10 Fakta Gunung Everest Ternyata Bukan yang Tertinggi Di Dunia

Barnett dan Edwards menyimpulkan terjadinya kerusakan pada DNA dari rambut.

Ini memang dapat saja terjadi. Rambut adalah sumber baik DNA kuno, karena keratin memang mengesampingkan air yang merusak dari DNA, tetapi rambut dapat berkurang mutunya.

“Saya pikir saya kecewa,” kata Barnett. “Temuan tidak terduga adalah hal yang orang sukai. Kenyataan bahwa kami mematahkannya memang menyedihkan, tetapi pada akhirnya yang penting adalah mendapatkan kebenaran.”

Baca Juga :  Misteri Keberadaan Peri, Nyata atau Mitos?

Kajian ini diulang lagi oleh Eliécer Gutiérrez dari Smithsonian Institution, Washington, D.C. dan Ronald Pineof dari Universitas Kansas di Lawrence.