Peran Waraqah Memantapkan Hati Nabi

Waraqah bertanya, “Saudaraku, apa yang kau lihat?” Kemudian Rasulullah ﷺ mengabarkan padanya apa yang ia lihat.

Tanpa ragu, Waraqah langsung berucap, “Itu adalah an-Namus yang dulu datang kepada Musa. Duhai sekiranya saat itu aku masih kuat. Sekiranya waktu itu tiba aku masih hidup. Waktu ketika kaummu mengusirmu”.

“Apakah aku akan diusir?” tanya Rasulullah ﷺ menyambar penjelasan Waraqah.

“Iya. Tidak seorang pun yang datang dengan apa yang datang kepadamu kecuali dimusuhi. Jika aku mendapati hari itu, aku akan menolongmu sekuat tenaga”, jawab Waraqah (HR. al-Bukhari Kitab Bad’ul Wahyi No.3 dan Muslim Kitabul Iman, Bab Bad’ul Wahyi, No. 160).

Baca Juga :  Mukjizat Perjalanan Isra dan Mi’raj

Baca Juga :

Pelajaran dari Pertemuan dengan Waraqah:

Pertama: pada kisah sebelumnya, Waraqah tidak menjawab dengan ‘Muhammad ﷺ benar (dengan kisahnya)’. Ia menjawab, ‘Jika engkau jujur padaku wahai Khadijah’. Ia bukan meragukan berita yang datang dari Muhammad ﷺ kepada Khadijah. Hanya saja ia khawatir kabar yang disampaikan kepadanya kurang detil. Sebagaimana ketika seseorang menceritakan peristiwa isra mi’raj kepada Abu Bakar. Abu Bakar mengatakan, “Kalau memang dia yang mengatakannya, pasti itu benar.” (HR. al-Hakim 4407).