Iyas bin Mu’awiyah al-Muzanni Tabi’in Cerdas dan Jenius Dimasanya

kabarin.co – Malam itu, Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz tak bisa tidur, hilang rasa kantuknya, tak mampu memejamkan matanya, resah dan gelisah hatinya. Di saat malam yang sangat dingin itu, pikiran beliau sedang sibuk dengan urusan pemilihan qadhi di Bashrah yang diharapkan dapat menegakkan keadilan di tengah manusia, yang akan menghukum dengan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diterapkan tanpa gentar dan gila pujian.

Pilihannya jatuh pada dua orang yang dipandangnya bak kuda balap kembar dalam ilmu fiqih, tegas, dan kukuh dalam kebenaran, cemerlang pemikiran-pemikirannya dan tepat dalam pandangannya. Jika didapatkan satu keunggulan tertentu dari salah satu dari keduanya, ia memiliki keunggulan lain yang mampu mengimbanginya.

Baca Juga :  Thawus bin Kaisan: Penasihat yang Lurus

Keesokan harinya beliau mengundang walinya di Irak yang bernama Adi bin Arthah yang ketika itu berada di Damaskus. Beliau berkata: “Wahai Adi, panggillah Iyas bin Mu’awiyah al-Muzanni dan al-Qasim bin Rabi’ah al-Haritsi. Ajaklah keduanya membicarakan perihal pengadilan di Bashrah, lalu pilihlah salah satu dari keduanya.” Adi menjawab, “Saya mendengar dan saya taat wahai Amirul Mukminin.”