“Semuanya meninggal di hari yang sama. Kemudian kakek saya bilang untuk segera dikembalikan ke tempat asal. Alhamdulillah empat orang yang mengembalikan termasuk bapak saya waktu itu, tidak terjadi apa-apa,” kata Nariyah, dikutip viva.co.id.
Nariyah mengatakan, sejak saat itu, tidak ada lagi orang yang berani memindahkan prasasti tersebut. Menurutnya, sebelum ada kejadian orang meninggal itu, banyak burung yang bahkan jatuh dan mati saat terbang di atas Prasasti Sojomerto.
“Pernah juga ada seseorang yang mengaku paranormal asal Kalimantan. Dia datang dan ingin bertemu dengan penunggu prasasti tersebut. Namun saat memasuki area, ia justru terpelanting dua meter dan mengalami patah tulang di bagian tangan, ” kata Nariyah.
Semenjak saat itu, kakek dari Nariyah yang menjadi juru kunci pertama prasasti, selalu berpesan untuk merawat dan menjaga benda tua itu. Warga sekitar juga dipesankan agar tak memindahkan prasati ke tempat lain.
Pada sekitar tahun 1960-an, Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional, pernah meneliti prasasti ini. Selain diteliti, kawasan sekitar prasasti juga dibangun pagar dan atap.