“Beberapa teknologi akan dijadikan alternatif agar jalur Kayu Tanam-Bukittinggi bisa dilaksanakan. Beberapa jalur tidak bisa digunakan. Contoh di Kota Bukittinggi tidak mungkin lagi menggunakan trase yang lama,” bebernya.
Disisi lain lanjut Endang, reaktivasi juga mempertimbangkan kerawanbencanaan wilayah. Dalam studi akan dibahas, wilayah di Sumbar yang rawan bencana gempa dan lain-lain.
BTP Kelas II Padang, sambungnya tentu tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan yang dari pemerintah maupun stakeholder.
“Anggaran maupun target pelaksanaannya, kita masih menunggu pemerintahan yang baru. Intinya kita berusaha memajukan moda transportasi di Sumbar,” kata dia.
Endang menambahkan, BTP Kelas II Padang mengharapkan pemerintah daerah dan seluruh masyarakat Sumbar turut mendukung rencana strategis ini. Termasuk mensosialisasikan penggunaan KA kepada masyarakat.
(*)