Akhirnya sejumlah warga berjaga-jaga di sejumlah ruas jalan untuk menasihati Sutiasa.
“Ada yang berjaga di pertigaan Banda dan perempatan Takmung. Dan, di pertigaan Banda berhasil dicegat, tetapi Sutiasa tetap bersikeras untuk dibawa pulang. Jadi, kami biarkan,” katanya.
Jenazah Norti tiba di gang rumah duka sekitar pukul 13.00. Saat hendak digotong masuk ke rumah duka, tiba-tiba Norti bergerak hingga membuat geger warga.
Kendati demikian, Norti tetap digotong dan dibawa masuk ke dalam rumah dan dibaringkan.
“Saya sempat memegang tangannya. Bagian lengannya hangat, tapi di telapak tangannya dingin,” ujar Ariasa.
Lantaran khawatir dengan kondisi Norti, pihak keluarga akhirnya berinisiatif menghubungi petugas medis Puskesmas Banjarangkan II.
“Karena sudah kerauhan (kesurupan), saya minta izin, apakah boleh diperiksa dokter atau tidak. Ternyata tidak dikasih,” jelasnya.
Norti yang dalam kondisi kerusupan, akhirnya meminta agar dibawa ke Pura Pajenengan Sakti, Desa Adat Pau.
Salah seorang warga juga mengalami kesurupan. Jadi, ada dua orang mengalami kesurupan hampir bersamaan.