Dalam peristiwa kesurupan itu, Norti harus melakukan pensucian diri dengan melakukan Upacara Pawintenan. Lalu dilanjutkan dengan prosesi Dwi Jati atau prosesi menjadi Pendeta.
“Pawintenannya rencananya saat Purnama Kedasa. Untuk prosesi Mediksanya pihak keluarga sudah menyanggupi. Dan nanti diminta untuk membuat griya di Subak Enjung. Dan dia punya tanah di sana sekitar 22 are,” imbuhnya.
Sebenarnya, Senin (12/3) lalu, Norti sudah mengalami kesurupan saat mengikuti upacara Melasti dari Desa Pakraman Pau menuju Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Klungkung.
Setelah selesai Melasti pada sore hari, Norti diajak sang suami menuju tempat tinggalnya di Denpasar. Sementara kedua anaknya berada di Desa Adat Pau.
“Sehari-hari memang tinggal di Pau. Suaminya kerja jadi guide freelance di Denpasar. Biasanya kosnya di Denpasar hanya sebagai tempat persinggahan sementara,” tandasnya.
Hingga pukul 16.00, Norti masih mengalami kesurupan dan berada di Pura Pajenengan Sakti. Saat kesurupan, Norti sempat membuat warga heboh karena berlari di tengah jalan raya untuk menjemput ke kedua anaknya ke rumahnya dan dibawanya ke Pura Pajenengan Sakti. (epr/pj)