Anggota KPU Hasyim Asy’ari yang turut menjadi narasumber mengatakan pemilih pemula sebagai pangsa pasar politik strategis. Dibutuhkan metode yang unik dan kreatif untuk menarik simpati mereka terlebih kalangan milenial dikenal memiliki sikap apatis terhadap politik.
“Kalangan muda ini biasanya punya karakter ingin terlibat. Political inclusion menjadi metode strategis untuk berpatisipasi dalam berpolitik, berdemokrasi,” kata Hasyim.
Pengamat politik Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menyebut berbagai macam karakter pemilih milenial yang dikategorikan berusia 17-35 tahun. Diantaranya kreatifitas, melek teknologi, terbuka, egaliter hingga sikap politik yang tidak tetap atau berubah-ubah.
“Kita harus masuk ke dunia mereka dan berupaya memahami. Wilayah anak muda itu luas dan tidak kaku,” ujar Pangi.
Pemilih muda juga berpotensi muncul sebagai kalangan golput. Ada tiga golput menurut Pangi yakni golput administratif, golput ideologis dan golput teknis. Dan pemilih muda memiliki potensi ketiga golput tersebut.