kabarin.co – Wakil Ketua DPR sekaligus tokoh Reformasi, Fahri Hamzah, menilai 20 tahun Reformasi melahirkan sebuah sistem yang cukup matang bagi Indonesia ke depan. Namun, sayangnya sistem itu belum berjalan sesuai kinerja.
Sistem demokrasi Indonesia menurut Fahri diakui bagus oleh negara-negara penganut demokrasi dunia. Dalam demokrasi sebagai sistem, kata dia, terdapat fitur-fitur yang lengkap.
Fahri Hamzah: Reformasi Harusnya Berada Di Tangan Pemimpin yang CanggihÂ
“Tapi kapasitas untuk mengelola demokrasi kita itu yang menjadi masalah, sehingga kinerja kita stagnan,” kata Fahri dalam diskusi tentang Reformasi di Jakarta, Minggu (20/5).
Menurut Fahri stagnasi Reformasi dimulai dari berbagai kemandekan pemikiran. Dia menyontohkan pemikiran ekonomi yang berpengaruh terhadap dunia politik nasional yang kini bersifat saling mengunci.
“Itu salah satu yang membuat ekonomi kita tidak tumbuh,” ujarnya.
Selain itu, fitur-fitur yang lahir di Era Reformasi untuk penegakan hukum tidak di pakai. Menurut Fahri hukum di Indonesia dianggap menakutkan. Dia menyontohkan para investor terkadang enggan berinvestasi untuk bekerjasama dalam kegiatan ekonomi. Selain itu, dia juga mewaspadai kecenderungan penguasa menggunakan hukum sebagai senjata.