“Katanya yang saya dengar gitu. Tapi malam itu mahasiswa UGM banyak yang jumpa saya di acara ngopi bareng dan cerita bahwa rektor nggak mau membuat larangan tertulis, tapi hanya lisan,” ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, UGM memutuskan mencoret nama Fahri Hamzah dari daftar penceramah tarawih yang sebelumnya direncanakan berlangsung pada Selasa (22/5) lalu. Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Aryani, menuturkan ada pro-kontra di kalangan masyarakat. Tak hanya Fahri, ada dua penceramah yang dicoret, yakni Ismail Yusanto, yang merupakan mantan jubir Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Novriyadi, yang merupakan dosen internal UGM.
Iva menyatakan keputusan yang diambil UGM ini atas inisiatif pimpinan rektorat dalam merespons situasi terkini. Keputusan tersebut, kata Iva, bukan lantaran desakan pihak luar, apalagi dari desakan pemerintah. Itu dilakukan untuk menghindari pro-kontra di tengah masyarakat.
“Nggak, sama sekali tidak benar. Tidak pernah ada (desakan) dari kementerian, dari Istana dari mana pun, tidak,” ungkap Iva, Kamis (24/5).