Warga juga mengeluhkan langkanya air bersih. Awalnya, pemerintah rutin mengirimkan air bersih setiap hari yang ditempatkan di tempat penampungan air (tandon) pemberian Kementerian PUPR. Namun kedatangan bantuan air bersih itu beberapa hari terakhir tidak konsisten.
“Seminggu awal rutin, belakangan, satu hari datang satu hari tidak. Tandonnya juga tidak ada penutupnya, jadi tidak ada yang berani buat minum,” ujar Cipto.
Cipto berharap pemerintah mengirim teknisi pipa air untuk segera memperbaiki pipa yang rusak. Lokasi Dusun Bedil dikeliling sawah dan sungai kecil. Namun sungai tersebut tidak bisa dimanfaatkan karena menjadi tempat MCK.
Warga juga mengeluhkan manajemen pembagian beras dari kecamatan yang mendasarkan pada jumlah dusun, bukan jumlah warga.
“Yang jumlah warganya sedikit dalam satu dusun lebih banyak dapatnya. Kalau kami, karena banyak, bisa cuma sekilo setiap satu keluarga,” ujar Cipto.
Rahayu juga sempat menanyakan kebenaran tentang 400 ahli bangunan yang dikirim kementerian PUPR untuk mengevaluasi bangunan yang roboh.