Hasan resmi mengajukan pengunduran diri dari PKS sekitar 27 September 2018 lalu. Setelah dia berkiprah selama 19 tahun di partai berlambang bulan sabit itu.
“GARBI Mojokerto baru memperkenalkan diri ke masyarakat. Dalam proses mengurus legalitas, struktur pengurus masih bersifat sementara,” terang Hasan.
Hasan menjelaskan, GARBI merupakan orang yang terbuka bagi semua kalangan. Ia menyatakan, pembentukan ormas baru ini tak ada kaitannya dengan dinamika Pilpres 2019.
“Tak ada hubungan sama sekali dengan kubu-kubu di pilpres. Hanya kaitannya dengan dinamika internal partai. Rata-rata di setiap daerah 20-30 persen, bahkan ada 80-90 persen mundur dari PKS,” tandasnya.
Sebelumnya puluhan kader DPD PKS Kabupaten Mojokerto beramai-ramai mengundurkan diri. Salah satu penyebabnya adanya kewajiban menandatangani pakta integritas sebagai bukti loyalitas kepada partai.
Jumlah kader yang mundur disebut-sebut mencapai 100 orang. Dari angka itu, 12 di antaranya pengurus DPD. Sementara Ketua Umum DPD PKS Kabupaten Mojokerto Effendi Nugroho memastikan baru 7 pengurus yang mengajukan pengunduran diri. (epr/det)