“Mungkin nanti kita lagi mau cek kalau memang bentuk fisik piagam penghargaan dengan KTP dengan piala itu ada ya mungkin akan kita serahkan nanti,” tutur Hendarsam.
Hendarsam berharap kasus ini bisa jadi pelajaran untuk PSI. Dia juga berharap PSI memakai cara lebih beradab dalam mengemukakan pendapat.
“Ini pembelajaran buat semuanya. Kalau PSI mengatakan ini pembelajaran buat masyarakat, kami juga ingin mengatakan ini pembelajaran bagi PSI bahwa ada cara-cara yang lebih beradab untuk mengemukakan pendapat untuk melakukan kontra alibi terkait hal tersebut,” jelas Hendarsam.
Sebelumnya PSI membuat ‘Kebohongan Award’ yang dihadiahi kepada Prabowo Subianto, Sadiaga Uno, dan Wasekjen Demokrat Andi Arief.
PSI memberikan Kebohongan Award kepada Prabowo terkait pernyataan ‘1 selang cuci darah di RSCM dipakai 40 orang’, Sandiaga terkait ‘membangun Tol Cipali tanpa utang’, dan Andi Arief terkait ‘7 kontainer surat suara tercoblos’.
“Kebohongan Award yang kami berikan kepada Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Andi Arief adalah bentuk nonviolent resistance (melawan kekerasan tanpa kekerasan), yaitu sebuah upaya melakukan proses perubahan sosial-politik melalui cara-cara simbolik tanpa kekerasan. Ada banyak bentuk nonviolent resistance dan salah satu metode yang kami lakukan bernama Mock Awards,” ujar jubir PSI, Dara Adinda Nasution, Sabtu (5/1). (epr/det)