Ace menerangkan pernyataan Jokowi tentang propaganda Rusia tidak mengasosiasikan Rusia sebagai negara. Melainkan hanya istilah yang disitir dari artikel karya Christopher Paul dan Miriam Matthews berjudul The Russian Firehose of Falsehood yang terbit tahun 2016 lalu. Penggunaan pernyataan ini, kata Ace tidak berhubungan dengan pemerintah dan negara Rusia.
Ace menambahkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia selama ini berjalan baik. Dia mengklaim hubungan Indonesia dengan Rusia justru semakin erat di era Jokowi. Salah satunya buktinya, kata dia, nampak pada saat Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-33 pada 14 November 2018 lalu, di mana Jokowi bertemu dengan Presiden Rusia Vladmir Putin di Singapura.
“Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Putin di Singapura untuk peningkatan kerjasama ekonomi dua negara,” tutur Ace.
Terkait pernyataan Jokowi, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyatakan keberatan dengan penggunaan istilah Propaganda Rusia itu. “Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami,” ujar Lyudmila lewat keterangannya, Senin, 4 Februari 2019. Pernyataan resmi Kedutaan Rusia ini juga diunggah di akun Twitter resmi Kedutaan Rusia Jakarta.