“Dengan cadangan 1,8 miliar ton mineral, Freeport masih bisa berproduksi hingga 2051. Jeda waktu 31 tahun sejak 2020 tidak boleh disia-siakan PT. Freeport untuk membangun Indonesia melalui aktivitas usaha pertambangan.”
“Jika orang asli Papua seperti Claus Wamafma sebagai putera asli Papua pertama yang dipercayakan menduduki kursi Direktur Freeport harus mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal Papua hingga mencapai 50 persen. Data PT. Freeport Indonesia, dari 7.096 pekerja sebanyak 2.890 atau sekitar 40,7 persen merupakan warga asli Papua.”
“Saat ini PT.Freeport sedang mengalihkan pertambangannya dari tambang terbuka ke bawah tanah dan digadang-gadang menjadi tambang bawah tanah terbesar di dunia.”
“Dengan peningkatan kapasitas produksi bertahap dimulai pada 2020 sebesar 96 ribu ton per hari, 2021 sebesar 160 ribu ton per hari, 2022 sebesar 216 ribu ton per hari, dan 2023 sebesar 217 ribu ton per hari. Jangan sampai peralihan ini menyebabkan terganggunya penyerapan tenaga kerja, melainkan justru harus menjadi peluang untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja dari Sabang sampai Merauke, terutama tenaga kerja lokal putra/putri asli Papua.”