Jakarta,Kabarin.co – Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 kembali mencatat jumlah penambahan kasus sembuh COVID-19 per hari ini Kamis (14/5) pukul 12.00 WIB menjadi 3.518 setelah ada penambahan sebanyak 231 orang.
“Kasus sembuh meningkat 231 orang menjadi 3.518 orang ,” ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (14/5).
Kemudian untuk sebaran kasus sembuh dari 34 Provinsi di Tanah Air, DKI Jakarta masih menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 1.162 disusul Sulawesi Selatan 293, Jawa Timur sebanyak 278, Jawa Barat 242, Jawa Tengah 229, Bali 223 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 3.518 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
Di sisi lain, jumlah kasus terkonfirmasi positif juga bertambah 568 orang, sehingga totalnya menjadi 16.006. Sedangkan jumlah kasus meninggal yang disebabkan COVID-19 bertambah menjadi 1.043 setelah ada penambagan sebanyak 15 orang.
Dalam hal ini, ada faktor penyakit penyerta atau komorbiditas hipertensi, diabetes, jantung dan penyakit paru-paru, yang memperburuk kondisi pasien hingga meninggal dunia.
Selanjutnya Gugus Tugas merincikan data positif COVID-19 di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 17 kasus, Bali 337 kasus, Banten 593 kasus, Bangka Belitung 29 kasus, Bengkulu 42 kasus, Yogyakarta 185 kasus, DKI Jakarta 5.688 kasus.
Selanjutnya di Jambi 66 kasus, Jawa Barat 1.565 kasus, Jawa Tengah 1.066 kasus, Jawa Timur 1.863 kasus, Kalimantan Barat 129 kasus, Kalimantan Timur 238 kasus, Kalimantan Tengah 223 kasus, Kalimantan Selatan 294 kasus, dan Kalimantan Utara 138 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 111 kasus, Nusa Tenggara Barat 350 kasus, Sumatera Selatan 441 kasus, Sumatera Barat 371 kasus, Sulawesi Utara 83 kasus, Sumatera Utara 202 kasus, dan Sulawesi Tenggara 166 kasus.