Pada tahun 2019, arkeolog menemukan lebih dari 140 anak wanita dan pria usia antara 5 sampai 14 tahun yang juga dikorbankan sebagai tumbal. Yang mengerikan, banyak di antara mereka dibuka bagian jantungnya dalam ritual kuno yang kejam.
“Situs ini membuka babak baru dalam praktik pengorbanan anak di dunia kuno. Penemuan arkeologi ini adalah kejutan bagi kita semua, kami belum pernah melihatnya sebelumnya,” kata John Verano, pemimpin riset dari Tulane University.
Pengujian anatomi dan genetik memastikan anak-anak itu dan binatang seperti Llama yang turut dikubur, dibuka bagian dadanya untuk diambil jantungnya.
Lalu kenapa mereka dibunuh dengan cara sekejam itu? Menurut arkeolog dalam studi sebelumnya, anak-anak dikorbankan rakyat Chimu untuk menenangkan dewa mereka yang bernama Shi. Kala itu, terjadi bencana alam terkait fenomena El Nino.
Chimu sendiri pernah menjadi salah satu peradaban paling powerful di wilayah tersebut dan mencapai puncak kejayaan pada tahun 1200 dan 1400 sebelum ditaklukkan Inca. Inca sendiri kemudian ditaklukkan oleh Spanyol.(pp)