Ikut Masuk Dalam Pusaran Narkoba Teddy Minahasa Tangis AKBP Dody Pecah Bacakan Pembelaan Dalam Sidang

Dody menyampaikan rasa penyesalannya telah menuruti perintah atasannya kala itu, Teddy Minahasa. Prestasi yang ditorehkan sejak saya lulus Akademi Kepolisian sekejap sirna.

“Saya terbawa dalam pesakitan dihadapkan dengan permasalahan yang tidak pernah terlintas sekali pun dalam pikiran saya,” sambung dia. Seharusnya, kata Dody, sebagai polisi berpangkat AKBP dia berani menolak perintah Teddy. Sehingga dia tak perlu melaksanakan sesuatu yang menyalahi hukum.

Kecewa pengakuannya tak dihargai

Dalam pleidoi yang berjudul “Tidak Ada Kejujuran yang Sia-sia”, Dody kecewa lantaran tidak dihargai setelah membongkar kasus peredaran sabu yang dikendalikan Teddy Minahasa. Sejak awal ditetapkan sebagai tersangka, Dody mengaku telah mengungkapkan fakta dengan kooperatif, jujur, dan terbuka di depan penyidik.

“Walaupun saya merasakan kejujuran saya dalam membuka kasus ini secara terang-benderang seolah tidak dihargai oleh beberapa pihak yang mana tidak menjadikan pertimbangan yang meringankan saya,” ujar Dody. Dody menganggap dirinya sebagai sosok yang tidak berdaya menolak perintah Teddy Minahasa. Jenderal bintang dua itu memiliki pengaruh yang kuat di Polri dan unggul secara materi. Dia menuturkan, tak memiliki niat untuk mengambil keuntungan dari hasil penjualan sabu. Sebab, Dody hanya mengikuti perintas sang jenderal.