Keluarga Santoso: Ikhlas Saja, Sudah Jatahnya Dia Ketembak

Keluarga Santoso kemudian pindah ke Palu karena mengikuti program transmigrasi tahun 1970 silam. Saat itu, Basri mengaku belum lahir sehingga tidak mengetahui secara pasti kehidupan Santoso sejak kecil.

Namun, Basri pernah bertemu dengan Santoso saat pulang ke Desa Adipiro untuk menjual tanah orangtuanya pada tahun 1998.”Sejak itu, kami sudah tidak pernah berkomunikasi,” kata Basri.

Baca Juga :  Sekolah 5 Hari, 8 Jam Sehari, dan Istirahat 30 Menit; Anak Bisa Stres dan Mogok Sekolah, Tolong Pikirkan!

Kepala Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Waluyo, juga menyatakan tidak ada persiapan khusus terkait kematian orang yang diduga menjadi otak sejumlah aksi terorisme di Indonesia timur tersebut.

“Kemungkinan jenazah tidak dimakamkan di desa sini. Tidak ada hubungannya (langsung). Keluarganya di luar daerah masih banyak,” kata Waluyo.

Seperti diberitakan, polisi telah memastikan bahwa terduga teroris Santoso tewas setelah kontak senjata dengan aparat dalam operasi Tinombala di wilayah Pegunungan Dusun Kuala, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Senin (18/7).

Baca Juga :  Adik dan Kakak Ipar Terlibat Perkelahian, Satu Tewas, Satu Kritis

Selain Santoso, seorang yang diduga kawan Santoso juga dinyatakan tewas, sedangkan beberapa orang lainnya berhasil melarikan diri. (*/kom)