Ahok Memecah Belah Bangsa, Tidak Boleh Jadi Gubernur

kabarin.co – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 penuh tarikan kepentingan, bukan hanya terkait dalam negeri, tapi juga berhubungan dengan negara lain. Keberanian Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias AHok, menerabas hukum, menggusur rakyat dan menggolkan proyek-proyek kepentingan taipan rakus. Dalam wawancara dengan TV CNN Indonesia (6/10) pagi, AHok menyatakan, “saya harus bikin banyak proyek-proyek, agar dikenang nanti, bila tak lagi jadi gubernur.”

Baca Juga :  Kisah Pilu Bayi Debora Ditolak Masuk PICU RS Mitra Keluarga Karena Peserta BPJS Hingga Meninggal

ahok_plintat-plintut

Tanda-tanda kekalahan AHok sudah tampak dari sejumlah survey, popularitasnya terus menurun, sampai cuma 31 persen. Dari survey saja terus menurun apalagi di masyarakat, kelakuannya yang menggusur rakyat miskin dimana-mana membuat rakyat sakit hati.  Bisa dipastikan, pemilih riil di masyarakat, tak bakal memilih AHok. Gembar-gembor kabar AHok punya sikap anti korupsi juga tek terbukti benar. AHok diduga korupsi besar-besaran pada masalah Tanah di Cengkareng, Rumah Sakit Sumber Waras, diskresi reklamasi Teluk Jakarta dan lain sebagainya. Terhadap pegawai kecil AHok tegas dan menindas, sedangkan terhadap taipan rakus sikapnya amat baik. Karena pundi-pundi mengalir untuk ambisinya menjadi Gubernur DKI Jakarta mendatang dan juga jabatan yang lebih tinggi. (baca juga:  Gubernur DKI Memaksa PNS Beli Beras Lewat Alfamart).