Erupsi Masih Berlanjut, Alat Pemantau Aktivitas Gunung Bromo Hilang

Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Bromo mengukur deformasi Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (8/1). Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan bentuk gunung yang akan berpengaruh pada status kegunungapian, Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH) 08-01-2016

kabarin.co – Alat pemantau aktivitas Gunung Bromo milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi hilang. Insiden itu terjadi ketika gunung berapi itu masih bertatus siaga tingkat tiga.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, alat sensor sebelumnya dipasang lautan pasir yang berada di Desa Ngadisari, Probolinggo.

Baca Juga :  Kecelakaan Maut Bus Mira vs Innova di Nganjuk, 3 Orang Tewas 1 Kritis

Sutopo menduga, alat sensor itu sudah hilang sejak 18 September lalu. Peristiwa itu disebutnya ganjil karena alat sensor tersebut disimpan di dalam kotak beton berukuran 1,5×2 meter yang terkunci dan dilindungi pagar.

“Hilangnya alat pemantau ini berdampak proses pemantauan. Metode deformasi dan geokimia tidak dapat dilakukan,” ujar Sutopo melalui keterangan tertulis, Jumat (7/10).

Baca Juga :  Pengukuhan Pengurus PORBBI Sumbar periode 2018-2023 Verry Mulyadi sebagai Ketua Umum ; Refrizal Dewan Penasihat

Sutopo menyatakan, tingkat ketelitian pemantauan Bromo menjadi berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Kejadian serupa sebelumnya pernah terjadi di beberapa daerah. Sutopo berkata, alat pendeteksi banjir, longsor, tsunami, aktivitas vulkanik gunung api dan lainnya pernah dicuri dan dirusak.