Meniti Kematian dalam Diam, Tatkala Serangan Gas Kimia Mendera Bocah-bocah Suriah

“Gejalanya adalah kulit pucat, berkeringat, mata mengecil, gangguan pernapasan sangat intens. Semua gejala tersebut cocok dengan efek terpapar Sarin,” ujar seorang dokter di sebuah rumah sakit di Khan Seikhoun, seperti dikutip dari CNN. Dokter tersebut menolak namanya disebut dengan alasan keamanan.

Pemerintah Suriah menuai hujatan dari seluruh dunia. Semua orang percaya rejim Bashar al Assad berada dibalik serangan kimia tersebut. Dan ini bukan pertama kalinya pemerintah Suriah menuai tudingan menggunakan senjata kimia dalam menghadapi serangan pemberontak.

Baca Juga :  Memilukan, Kalau Batuk Ada Tulang yang Patah, Fahri: Aku Ingin Mati Saja Bu

Dikutip dari Fox News, 6 April 2017, pada Maret 2013, pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak saling tuding atas terjadinya serangan kimia yang terjadi di kota Khan al-Assal di sebelah tenggara Suriah. Serangan itu menewaskan 26 orang termasuk sejumlah tentara pemerintah. Tim penyelidik dari PBB menyimpulkan adanya kimia Sarin yang terhirup.

Bulan Agustus tahun yang sama, ratusan orang di wilayah pemberontak di ibu kota Suriah juga menunjukkan gejala yang sama. Saat tim investigasi dari PBB datang mereka menemukan fakta, sejumlah rudal berisi Sarin sengaja ditembakkan pada tengah malam saat warga tidur. Pemerintah AS dan pemimpin dunia lainnya menyalahkan pemerintah Suriah, pihak yang menurut mereka paling mungkin memiliki bahan kimia tersebut.