2017 Tahunnya Ustad Somad, Dai Milenial: Menyeruak dari Tanah Melayu dan Antitesa Jakarta Bukanlah Segalanya.

Itu pun lebih sering disebut judulnya saja, bukan isinya. Atau kita pernah mengenal Syarwan Hamid, juru penerang TNI yang paling baik dalam sejarah militer Indonesia. Selebihnya mungkin sebagian dari kita pernah mengenal tokoh Tabrani Rab atau Tenas Effendy. Yang satu tokoh politik yang moncer dengan teriakan Riau Merdeka, sedangkan yang satunya adalah pakar kemelayuan.

Kini, Riau memiliki Somad. Dia dosen di Fakultas Ushuludin UIN Sultan Syarif Kasim (Suska), Pekanbaru. Namun ia tak lahir di Riau. Dia lahir di Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, pada 18 Mei 1977. Pendidikan dasarnya di SD Al Washliyah Medan, demikian pula pendidikan menengah pertamanya di MTs Mu’allimin Al Washliyah Medan.

Baca Juga :  Anggit Kurniawan Nasution, Magnet Baru Kaum Milenial untuk Masa Depan Pasaman

Setelah itu ia mesantren di Darul Arafah, Deli Serdang, Sumatra Utara. Tapi setahun kemudian hijrah ke Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu, Riau. Kemudian kuliah di UIN Suska selama dua tahun. Pada 1998, ia meraih beasiswa untuk kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Dalam tiga tahun 10 bulan ia menamatkan S1 dengan meraih gelar Lc. Pada 2004 ia kembali meraih beasiswa untuk kuliah S2 di Institut Dar al-Hadits al-Hasaniyah, Maroko. Semua pendidikan tingginya ia selesaikan dengan cepat. Itu menunjukkan kecerdasannya, sekaligus kesungguhannya.