Opini  

Kurikulum Merdeka : E_Sport Merdeka dan Bijak

Bukan hal yang asing saat ini peserta didik memanfaatkan waktu istirahatnya dengan bermain game, bahkan rela tidak ke kantin demi games atau bahkan mencuri-curi waktu belajar untuk games . Dilema etika terkadang muncul melihat peserta didik sibuk dengan games, tak peduli dengan sekitar bahkan guru yang lewat didepan peserta didikpun tak dipedulikan. Dilema juga terkadang muncul dari laporan orang tua ataupun saat kegiatan parenting dimana peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu untuk games di rumah, bahkan sampai begadang. Tak ayal orang tua menemui anaknya hanya keluar kamar untuk makan selebihnya dikamar dengan handphone dan gamesnya.  Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan peserta didik ditemui peserta didik yang tidak lagi melakukan persiapan untuk penilaian sumatif karena menghabiskan waktu dengan games online bersama teman-temannya dengan istilah  “main bareng (mabar)”  sampai larut malam.  Games online menjadi momok bagi orang tua yang perlu dicari solusinya.

Baca Juga :  Prabowo Maju Pilpres 2024 untuk Selamatkan Aset Bangsa dan Negara

Pro dan kontra maraknya peserta didik yang menghabiskan waktu dengan  games online  menjadi diskusi yang tidak akan habis. Tidak ada salahnya peserta didik bermain games online dengan adanya disiplin diri dan kontrol yang dari sekolah dan orang tua. Sekolah dan orang tua perlu membuat kesepakatan dengan peserta didik dalam memantau kegiatan peserta didik terutama aktivitas dengan gadget yang jika tidak ada disiplin positif akan berdampak negatif bagi peserta didik. Kegiatan parenting yang dilakukan sekolah juga merupakan solusi dalam mengontrol peserta didik, orang tua perlu paham dengan Teknik membuat kesepakatan dengan anak berkaitan dengan penggunaan handphone dan aktivitas games online yang dilakukan anaknya. Kesepakatan dilakukan dengan mengajak anak berdiskusi, sekolah juga bisan menjadi perantara dalam membangun kesepakatan orang tua dengan anaknya. Kegiatan parenting perlu dilaksanakan secara terus menerus untuk mengevaluasi kendala dan pencapaian dari kesepakatan yang telah dibuat. Sekolah perlu menganalisis kondisi peserta didik berdasarkan latar belakang keluarga dan kebiasaan di rumah.